Medical device revenues to dip in 2020 as R&D expenses rise | Healthcare Asia Magazine
, Singapore

Medical device revenues to dip in 2020 as R&D expenses rise

The push for domestic production will divert more funds into research and development to cushion against trade tensions.

Asia’s medical device markets can expect their profits to dip in 2020 as the drive for firms to amp up their domestic production will push for an increasing allocation of funds to research and development (R&D) in order to improve productivity and stay competitive, a report by Fitch Solutions revealed.

In Malaysia, the government is placing greater emphasis on luring investments in advanced technology and capital intensive industries and in 2018 launched the Industry4WRD national policy on Industry 4.0. The policy, which sets Malaysia’s vision for the manufacturing sector for the next 10 years, is expected to drive digital transformation of the country’s manufacturing and related services sectors.

Additionally, in March 2019, finance minister Lim Guan Eng launched the “MYR3b Industry Digitalisation Transformation Fund”, which offers companies an interest subsidy of 2% annually on the financing taken to upgrade their production technology.

Meanwhile, South Korea is prioritising the use of big data analytics and AI to drive innovation. As part of its ‘growth through innovation’ plan, the government is to invest $1.4b (KRW1.5t) in developing a digital platform for big data analytics and AI, and will work to connect government departments, companies, universities and research institutes to maximise their capacities.

“In the healthcare sector, the country plans to use the medical records of its 50 million citizens to establish a big data medical platform by 2020, which will support the development of innovative drugs and smart fusion medical devices,” Fitch Solutions said.

The report also noted that Samsung Medison's share of the global ultrasound market remains comparatively modest at 5.6%. “To help get its global expansion plan back on track, Samsung Medison increased R&D expenditure by 15.8% in 2018 to $51.6m (KRW56.8b), representing 17.4% of revenues, up from 16.2% in 2017,” Fitch Solutions noted.

As a result, higher costs contributed to a decline in profitability, with operating income falling by around two-thirds in 2018, down to $2m (KRW2.2b).

Pemindaian AI terkini meningkatkan diagnosa di Shin Kong Wu Ho-Su Memorial Hospital

Rumah sakit di Taiwan ini menggunakan teknologi endoskop yang dibantu AI untuk mendeteksi polip dan kamera resolusi tinggi untuk telemedis.

KFSHRC Saudi bertumpu pada inovasi untuk mentransformasi layanan kesehatan

Rumah sakit ini mempercepat adopsi teknologi baru untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin global di bidang kedokteran.

Angkor Hospital merencanakan pusat trauma untuk anak-anak

Fasilitas ini akan memiliki ICU, ruang gawat darurat, ruang operasi, dan bangsal bedah.

Bali International Hospital dan HK Asia Medical mendirikan pusat jantung baru

Fasilitas ini akan menawarkan diagnostik, operasi invasif minimal, dan perawatan pasca operasi.

Pasar pencitraan medis Indonesia diproyeksikan tumbuh 6,12% CAGR hingga 2030

Salah satu pendorong utama adalah peningkatan inisiatif yang dipimpin pemerintah.

Rumah Sakit Pusat Kamboja beralih ke adopsi teknologi untuk meningkatkan layanan jantung

Salah satu teknologi kunci mereka adalah mesin ECMO untuk mendukung hidup yang berkepanjangan dalam kondisi kritis.

Ekspor farmasi Indonesia diperkirakan tumbuh 7,7% CAGR hingga 2028

Berkat upaya pemerintah dan aturan investasi baru untuk meningkatkan produksi domestik.

Jepang dan Indonesia tandatangani MoU untuk pelatihan perawat dan pekerja perawatan

Kemitraan ini bertujuan membimbing tenaga kesehatan Indonesia agar memenuhi standar tenaga kerja profesional Jepang.

Pusat gigi nasional Singapura berada di garda terdepan layanan gigi digital

Teknologi pemindaian intraoralnya menggantikan metode pencetakan gigi tradisional.

Inovasi medis global dan solusi berbasis AI menjadi sorotan

Medical Taiwan 2024 menghadirkan 280 peserta dari 10 negara dan mendorong integrasi teknologi dalam layanan kesehatan.