New potential COVID-19 drug a boon for India's pharmas | Healthcare Asia Magazine
, India

New potential COVID-19 drug a boon for India's pharmas

It could help address issues such as shortage of ventilators.

The drug firms’ cheer for dexamethasone’s efficacy in severe COVID-19 patients could open a potential opportunity for Indian pharma companies with its cost-effectiveness and easy accessibility, according to a report from GlobalData.

The drug may possibly address issues such as shortages of ventilators for critically ill patients, as patients with oxygen support when treated with dexamethasone might not progress to ventilator support, explained GlobalData’s pharma analyst Nag Madhavi.

“However, the inclusion of the drug in the treatment protocol by the Indian Council of Medical Research (ICMR) will be dependent on the full published data of trial results, which would indicate the co-morbidities of the patients as well,” Madhavi said.

Further, dexamethasone is a widely available generic drug in India, and is priced at less than $0.04 (INR3) per strip of 10 tablets and included under drug price control in India.

“Notably, to meet the possible increased domestic demand of the drug, the companies have enough capacity and the Indian pharma companies can even cater to the increased export demand of the drug. Reportedly, Indian companies export dexamethasone to more than 100 countries, with the US being the largest importer,” Madhavi added.

Dexamethasone, an anti-inflammatory corticosteroid, is used for the treatment of various diseases, such as inflammatory diseases, certain autoimmune diseases, skin conditions, asthma, lung conditions, and allergic reactions.

However, recently published results revealed that dexamethasone could be a potential breakthrough therapy for COVID-19. The preliminary data from a trial conducted in the UK demonstrated that it is effective in reducing the mortality rates in hospitalised COVID-19 patients, who either require oxygen or mechanical ventilation.

Pemindaian AI terkini meningkatkan diagnosa di Shin Kong Wu Ho-Su Memorial Hospital

Rumah sakit di Taiwan ini menggunakan teknologi endoskop yang dibantu AI untuk mendeteksi polip dan kamera resolusi tinggi untuk telemedis.

KFSHRC Saudi bertumpu pada inovasi untuk mentransformasi layanan kesehatan

Rumah sakit ini mempercepat adopsi teknologi baru untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin global di bidang kedokteran.

Angkor Hospital merencanakan pusat trauma untuk anak-anak

Fasilitas ini akan memiliki ICU, ruang gawat darurat, ruang operasi, dan bangsal bedah.

Bali International Hospital dan HK Asia Medical mendirikan pusat jantung baru

Fasilitas ini akan menawarkan diagnostik, operasi invasif minimal, dan perawatan pasca operasi.

Pasar pencitraan medis Indonesia diproyeksikan tumbuh 6,12% CAGR hingga 2030

Salah satu pendorong utama adalah peningkatan inisiatif yang dipimpin pemerintah.

Rumah Sakit Pusat Kamboja beralih ke adopsi teknologi untuk meningkatkan layanan jantung

Salah satu teknologi kunci mereka adalah mesin ECMO untuk mendukung hidup yang berkepanjangan dalam kondisi kritis.

Ekspor farmasi Indonesia diperkirakan tumbuh 7,7% CAGR hingga 2028

Berkat upaya pemerintah dan aturan investasi baru untuk meningkatkan produksi domestik.

Jepang dan Indonesia tandatangani MoU untuk pelatihan perawat dan pekerja perawatan

Kemitraan ini bertujuan membimbing tenaga kesehatan Indonesia agar memenuhi standar tenaga kerja profesional Jepang.

Pusat gigi nasional Singapura berada di garda terdepan layanan gigi digital

Teknologi pemindaian intraoralnya menggantikan metode pencetakan gigi tradisional.

Inovasi medis global dan solusi berbasis AI menjadi sorotan

Medical Taiwan 2024 menghadirkan 280 peserta dari 10 negara dan mendorong integrasi teknologi dalam layanan kesehatan.