Clarification on Singapore’s policy vs healthcare malpractices needed: study | Healthcare Asia Magazine
, Singapore

Clarification on Singapore’s policy vs healthcare malpractices needed: study

It is unclear who bears legal accountability for negligence in virtual health.

More clarification and guidelines are necessary when implementing virtual healthcare in Singapore due to liability issues, according to a 2022 study of the Broadband Commission Working Group on Virtual Health and Care. 

In its deep dive on Singapore’s virtual health and care adoption, the study indicated that inclusive legislation could aid the telehealth sector to “define long-term strategic vision, regulatory checks and make adoption scalable.”

The study also raised liability problems as it is unclear who will take the legal responsibility in cases of malpractice or negligence when enforcing virtual health and care. 

It noted that under the National Telemedicine Guidelines in 2015, senior management in organisations is liable for telemedicine services including the supervision of all persons directly responsible for development, coordination, and operation.”

Overall, the Singapore government managed to promote virtual health and care adoption through several policy rules before and during the global health crisis.

In fact, telemedicine consultations at six public health institutions went up by 18 times from 2,000 patients in 2017 until early 2020 to almost 36,000 patients between early 2020 and January last year.

The Working Group is co-chaired by World Health Organisation Director-General Tedros Adhanom Ghebreyesus and Ann Aerts, head of the Novartis Foundation. The 2022 report looked into the digital health landscape after the pandemic hit 23 nations, including Singapore.

Follow the link for more news on

Pemindaian AI terkini meningkatkan diagnosa di Shin Kong Wu Ho-Su Memorial Hospital

Rumah sakit di Taiwan ini menggunakan teknologi endoskop yang dibantu AI untuk mendeteksi polip dan kamera resolusi tinggi untuk telemedis.

KFSHRC Saudi bertumpu pada inovasi untuk mentransformasi layanan kesehatan

Rumah sakit ini mempercepat adopsi teknologi baru untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin global di bidang kedokteran.

Angkor Hospital merencanakan pusat trauma untuk anak-anak

Fasilitas ini akan memiliki ICU, ruang gawat darurat, ruang operasi, dan bangsal bedah.

Bali International Hospital dan HK Asia Medical mendirikan pusat jantung baru

Fasilitas ini akan menawarkan diagnostik, operasi invasif minimal, dan perawatan pasca operasi.

Pasar pencitraan medis Indonesia diproyeksikan tumbuh 6,12% CAGR hingga 2030

Salah satu pendorong utama adalah peningkatan inisiatif yang dipimpin pemerintah.

Rumah Sakit Pusat Kamboja beralih ke adopsi teknologi untuk meningkatkan layanan jantung

Salah satu teknologi kunci mereka adalah mesin ECMO untuk mendukung hidup yang berkepanjangan dalam kondisi kritis.

Ekspor farmasi Indonesia diperkirakan tumbuh 7,7% CAGR hingga 2028

Berkat upaya pemerintah dan aturan investasi baru untuk meningkatkan produksi domestik.

Jepang dan Indonesia tandatangani MoU untuk pelatihan perawat dan pekerja perawatan

Kemitraan ini bertujuan membimbing tenaga kesehatan Indonesia agar memenuhi standar tenaga kerja profesional Jepang.

Pusat gigi nasional Singapura berada di garda terdepan layanan gigi digital

Teknologi pemindaian intraoralnya menggantikan metode pencetakan gigi tradisional.

Inovasi medis global dan solusi berbasis AI menjadi sorotan

Medical Taiwan 2024 menghadirkan 280 peserta dari 10 negara dan mendorong integrasi teknologi dalam layanan kesehatan.