What restricts the global autoinjectors market's growth? | Healthcare Asia Magazine
, APAC
Photo from Envato

What restricts the global autoinjectors market's growth?

One key barrier is the need to provide effective and safe solutions for chronic disease management and emergencies.

The global market for autoinjectors is projected to rise by $303.65b until 2028 at an estimated compound annual growth rate (CAGR) of over 36.72%, according to Technavio.

However, concerns about potential side effects may hamper its expansion, the US-based market research and advisory firm said.

These side effects may include infections, blood pressure fluctuations, muscle pain, headaches, diarrhoea, and allergic reactions.

Moreover, patients undergoing chemotherapy-induced anaemia treatment may encounter fatigue, oedema, nausea, vomiting, fever, and hypertension, whilst those with multiple sclerosis are at risk of severe hepatic injury and anaphylaxis.

“These side effects may discourage patients from adopting autoinjectors and instead opt for alternatives,” the report said.

Meanwhile, the market faces several barriers to providing effective and safe solutions for managing chronic conditions and emergencies.

These issues encompass the need for clear audio-visual cues for proper usage, reliable connectivity for dosage recording and Bluetooth integration, fast injection speeds, addressing drug viscosities, and ensuring enhanced safety and accuracy.

Amidst these challenges, healthcare providers and pharmaceutical companies are seeking advancements in autoinjector features.

This includes safety locks, automatic drug reconstitution, and options for subcutaneous or intramuscular administration.

Furthermore, the demand for self-administering devices for emergency scenarios, such as anaphylactic shock, underscores the need for ongoing market innovation to meet patient needs effectively.

Follow the link for more news on

Pemindaian AI terkini meningkatkan diagnosa di Shin Kong Wu Ho-Su Memorial Hospital

Rumah sakit di Taiwan ini menggunakan teknologi endoskop yang dibantu AI untuk mendeteksi polip dan kamera resolusi tinggi untuk telemedis.

KFSHRC Saudi bertumpu pada inovasi untuk mentransformasi layanan kesehatan

Rumah sakit ini mempercepat adopsi teknologi baru untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin global di bidang kedokteran.

Angkor Hospital merencanakan pusat trauma untuk anak-anak

Fasilitas ini akan memiliki ICU, ruang gawat darurat, ruang operasi, dan bangsal bedah.

Bali International Hospital dan HK Asia Medical mendirikan pusat jantung baru

Fasilitas ini akan menawarkan diagnostik, operasi invasif minimal, dan perawatan pasca operasi.

Pasar pencitraan medis Indonesia diproyeksikan tumbuh 6,12% CAGR hingga 2030

Salah satu pendorong utama adalah peningkatan inisiatif yang dipimpin pemerintah.

Rumah Sakit Pusat Kamboja beralih ke adopsi teknologi untuk meningkatkan layanan jantung

Salah satu teknologi kunci mereka adalah mesin ECMO untuk mendukung hidup yang berkepanjangan dalam kondisi kritis.

Ekspor farmasi Indonesia diperkirakan tumbuh 7,7% CAGR hingga 2028

Berkat upaya pemerintah dan aturan investasi baru untuk meningkatkan produksi domestik.

Jepang dan Indonesia tandatangani MoU untuk pelatihan perawat dan pekerja perawatan

Kemitraan ini bertujuan membimbing tenaga kesehatan Indonesia agar memenuhi standar tenaga kerja profesional Jepang.

Pusat gigi nasional Singapura berada di garda terdepan layanan gigi digital

Teknologi pemindaian intraoralnya menggantikan metode pencetakan gigi tradisional.

Inovasi medis global dan solusi berbasis AI menjadi sorotan

Medical Taiwan 2024 menghadirkan 280 peserta dari 10 negara dan mendorong integrasi teknologi dalam layanan kesehatan.