Singaporeans unclear on palliative care’s role beyond end-of-life care | Healthcare Asia Magazine
, Singapore
Photo by jcomp via Freepik.

Singaporeans unclear on palliative care’s role beyond end-of-life care

Only three in 10 have a clear understanding of what it entails.

Although seven in ten Singaporeans are aware of palliative care, only 31% have a clear understanding of what it entails, according to a survey by Lien Foundation. Additionally, 39% said they know little about it.

The main misconceptions surrounding palliative care are that it’s only for those in the final six months of life, solely for the dying, and that choosing it means giving up curative treatment.

Though 80% of respondents recognise that palliative care aims to improve quality of life, only 38% are aware that it extends beyond end-of-life care, and 44% don’t know it can be combined with curative treatments.

Seven in 10 Singaporeans believe palliative care offers emotional support, whilst 70% recognise its value for families and caregivers.

The survey also found that whilst 90% would consider palliative care for themselves or loved ones, many would wait until a late stage of illness, citing concerns about focusing on treatment or high costs.

The result reflects the situation in Singapore, where palliative care is generally accessed late, with a median duration of 22 days.

Non-cancer patients typically receive even less support, averaging just nine days compared to 33 days for cancer patients.

Although there are challenges, 71% of respondents who had used palliative care rated the service positively, with 64% reporting it as moderately to highly accessible in Singapore.

Follow the link for more news on

Pemindaian AI terkini meningkatkan diagnosa di Shin Kong Wu Ho-Su Memorial Hospital

Rumah sakit di Taiwan ini menggunakan teknologi endoskop yang dibantu AI untuk mendeteksi polip dan kamera resolusi tinggi untuk telemedis.

KFSHRC Saudi bertumpu pada inovasi untuk mentransformasi layanan kesehatan

Rumah sakit ini mempercepat adopsi teknologi baru untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin global di bidang kedokteran.

Angkor Hospital merencanakan pusat trauma untuk anak-anak

Fasilitas ini akan memiliki ICU, ruang gawat darurat, ruang operasi, dan bangsal bedah.

Bali International Hospital dan HK Asia Medical mendirikan pusat jantung baru

Fasilitas ini akan menawarkan diagnostik, operasi invasif minimal, dan perawatan pasca operasi.

Pasar pencitraan medis Indonesia diproyeksikan tumbuh 6,12% CAGR hingga 2030

Salah satu pendorong utama adalah peningkatan inisiatif yang dipimpin pemerintah.

Rumah Sakit Pusat Kamboja beralih ke adopsi teknologi untuk meningkatkan layanan jantung

Salah satu teknologi kunci mereka adalah mesin ECMO untuk mendukung hidup yang berkepanjangan dalam kondisi kritis.

Ekspor farmasi Indonesia diperkirakan tumbuh 7,7% CAGR hingga 2028

Berkat upaya pemerintah dan aturan investasi baru untuk meningkatkan produksi domestik.

Jepang dan Indonesia tandatangani MoU untuk pelatihan perawat dan pekerja perawatan

Kemitraan ini bertujuan membimbing tenaga kesehatan Indonesia agar memenuhi standar tenaga kerja profesional Jepang.

Pusat gigi nasional Singapura berada di garda terdepan layanan gigi digital

Teknologi pemindaian intraoralnya menggantikan metode pencetakan gigi tradisional.

Inovasi medis global dan solusi berbasis AI menjadi sorotan

Medical Taiwan 2024 menghadirkan 280 peserta dari 10 negara dan mendorong integrasi teknologi dalam layanan kesehatan.