Health system bureaucracy among top concern for Asia’s healthcare professionals | Healthcare Asia Magazine
, Singapore

Health system bureaucracy among top concern for Asia’s healthcare professionals

Over half believe that it hinders healthcare coordination.

Coordinating healthcare in a country-wide basis is a tough task, compounded by both systemic flaws and logistic difficulties. But surprisingly, over half (54%) of healthcare professionals and 43% of patients across the Asian region indicate that health system bureaucracy is a major barrier to coordinating healthcare in their countries, according to a survey by Philips.

According to the survey, while 45% of healthcare professionals particularly in Singapore rate bureaucracy as a top barrier, 28% of patients say the same.

 “However, it is important to note that 70% of healthcare professionals think the financial structure of Singapore’s health system would have a positive impact on the integration of health data,” the survey noted.

Meanwhile, perception gaps also exist on the onus for preventing poor health, notes Philips. “Across the 13 countries surveyed, as patients age, they are more likely to believe they are the guardians of their own health – 79% of those 55 years or older in the 13-country total agree the individual is fully responsible for preventing poor health compared to younger patients (66% of those aged 18-34 across 13 countries),” the survey said.

Additionally, the Philips says while Singaporean patients across all age groups agree that it is the responsibility of the individual to prevent poor health, those aged between 55 and 64 take the lead in this category, with 84% believing the individual is fully responsible for their own health. 

Pemindaian AI terkini meningkatkan diagnosa di Shin Kong Wu Ho-Su Memorial Hospital

Rumah sakit di Taiwan ini menggunakan teknologi endoskop yang dibantu AI untuk mendeteksi polip dan kamera resolusi tinggi untuk telemedis.

KFSHRC Saudi bertumpu pada inovasi untuk mentransformasi layanan kesehatan

Rumah sakit ini mempercepat adopsi teknologi baru untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin global di bidang kedokteran.

Angkor Hospital merencanakan pusat trauma untuk anak-anak

Fasilitas ini akan memiliki ICU, ruang gawat darurat, ruang operasi, dan bangsal bedah.

Bali International Hospital dan HK Asia Medical mendirikan pusat jantung baru

Fasilitas ini akan menawarkan diagnostik, operasi invasif minimal, dan perawatan pasca operasi.

Pasar pencitraan medis Indonesia diproyeksikan tumbuh 6,12% CAGR hingga 2030

Salah satu pendorong utama adalah peningkatan inisiatif yang dipimpin pemerintah.

Rumah Sakit Pusat Kamboja beralih ke adopsi teknologi untuk meningkatkan layanan jantung

Salah satu teknologi kunci mereka adalah mesin ECMO untuk mendukung hidup yang berkepanjangan dalam kondisi kritis.

Ekspor farmasi Indonesia diperkirakan tumbuh 7,7% CAGR hingga 2028

Berkat upaya pemerintah dan aturan investasi baru untuk meningkatkan produksi domestik.

Jepang dan Indonesia tandatangani MoU untuk pelatihan perawat dan pekerja perawatan

Kemitraan ini bertujuan membimbing tenaga kesehatan Indonesia agar memenuhi standar tenaga kerja profesional Jepang.

Pusat gigi nasional Singapura berada di garda terdepan layanan gigi digital

Teknologi pemindaian intraoralnya menggantikan metode pencetakan gigi tradisional.

Inovasi medis global dan solusi berbasis AI menjadi sorotan

Medical Taiwan 2024 menghadirkan 280 peserta dari 10 negara dan mendorong integrasi teknologi dalam layanan kesehatan.